Sabtu, 02 April 2011

Bom Buku Ancam Jakarta, Modus Baru Terorisme Indonesia


Ancaman teroris di Indonesia mengalami babak baru. Modus paling hanyar itu adalah mengancam teror dengan pengiriman bom buku dalam saat bersamaan ke benerapa tempat Dalam satu hari Jakarta dihebohkan pengiriman 3 bom buku secera berurutan. Ternyata modus teroris baru ini prnah menjadi tren di Eropa tahun 2010.
Bom buku membuat teror baru di Jakarta ketika paket heboh itu pertama kali ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla di kantor JIL Utan Kayu Jakarta.
Bingkisan paket berisi bom yang ditujukan untuk aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, meledak ketika akan bedrusaha dijinakkan oleh petugas bukan yang bekompeten atau bukan petugas gegana di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur.
Paket Buku Bom berbungkus kertas coklat yang dikirimkan ke Sekretariat Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di Jalan Utan Kayu Nomor 68 H, Jakarta Timur, pada pukul 1030 WIB. Paket buku berisi bom tersebut sampai di radio 68H. Buku tersebut bertuliskan “Mereka harus dibunuh karena dosa-dosanya terhadap Islam”. Pengirim paket buku bom tersebut dengan tertulis nama pengirim Sulaiman Ashar Bogor.
Bingkisan itu meledak pada pukul 16.10.
setelah Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan mencoba menjinakkan paket bom tersebut. Akibat ledakan, tangan Kompol Dodi Rahmawan terluka bahkan hampir putus. Sebenarnya saat kiriman paket bom datang Tim Gegana sudah dikontak. Tetapi karena sampai 11/2 jam belum datang beberapa petugas polisi berusaha menjinakkannya.

Dengan panduan lewat telepon petugas lainnya Kompol Dody berusaha menjinakkan sendiri tanpa menunggu tim gegana. Lewat petunjuk tersebut petugas tersebut berusahan menjinakkan bom yang berada dalam pakut buku tersebut dengan menyiram air dan membukanya. Petugas terasebut membuka paket buku tersebut dengan menyobek dan mengutak-utik dengan pisau. Tetapi beberapa saat kemudian meledak dan melukai tangan Dody, seorang petugas satpam dan seorang petugas Office Boy yang terkena serpihan bom tersebut. Tangan kompol Dody akhirnya harus diamputasi pergelangan tangannya karena sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Sebenarnya kompol Dody, tidak berkompeten untuk menjinakan bom tersebut. Menurut posedur tetap dari kepolisian yang berhak membuka bom tersebut adalah petugas tim gegana.
Setelah itu bom buku ini juga meneror Mantan Kadensus 88 yang kini menjabat Kepala BNN Gorries Mere di kantor BNN Cawang Jakarta beberapa jam kemudian.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengungkapkan bom Utan Kayu dan bom Badan Narkotika Nasional berasal dari pengirim yang sama. Alamat pengirimnya sama. Bentuk paketnya sama bentuk buku dan dikirim melalui kurir.
Tidak hanya sampai disitu berikutnya menjelang tengah malam, Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno, juga menerima paket bom dalam buku di kediamannya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Penemuan bom buku di rumah Yapto diketahui setelah dia melaporkan peristiwa kiriman paket bom itu, pukul 21.00 WIB , Selasa (15/3) malam ke Polda Metro Jaya.
Teror bom buku adalah merupakan modus baru dalam dunia terorisme Indonesia. Biasanya kiriman paket bom itu dilakukan secara beruruntun lebih dari dua. Tren bom buku ini juga pernah menghebohkan Eropa dan Amerika dalam tahun 2010.
Sampai saat ini ancaman teror bom buku ini masih belum diketahui motifnya. Hal ini terjadi karena sasaran tujuan teror tersebut adalah orang dengan latar belakang yang berbeda.
Beberapa pihak menduga latar belakang politik bisa jadi menjadi motif dalam aksi teror bom buku tersebut. Tampaknya modus ini akan menjadi tren baru yang menjadi pekerjaan rumah lain bagi densus 88 dan pihak kepolisian.
Pengiriman bom berdaya ledak rendah kepada aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdallah, tampaknya merupakan simbol ancaman terhadap pejuang hak asasi manusia (HAM) dan pluralis.
Selama ini Ulil dikenal kritis terhadap kelompok-kelompok Islam garis keras. Ulil juga mendukung hak-hak kelompok minoritas, seperti jemaah Ahmadiyah.
Mungkin juga ancaman terhadap Kantor Berita Radio 68H yang selama ini kritis terhadap isu-isu pluralisme. KBR 68H, misalnya mengkritikpelarangan kegiatan beribadah terhadap jemaah Ahmadiyah. Kantor berita tersebut juga mengkritik operasi Sajadah yang bertujuan ”mengislamkan” jemaah Ahmadiyah.
Tren Terorisme di dunia Internasional
Maraknya ancaman bom buku di Jakarta tampaknya sudah beberapa waktu lalu menjadi tren internasional. Tahun 2010 bom buku menjadi modus baru.dan Amerika,
Paket heboh berisi bom pertama kali dialami Kanselir Jerman Angela Merkel. Saat itu paket bom berisi buku dan bahan peledak dikirim dari Kantor Departemen Ekonomi, Jalan Nikis 57, Syntagma, Yunani. Namun bom itu tidak sampai meledak karena tim penjinak bom langsung mengamankan bom.
Secara bersamaan di tempat terpisah, dikabarkan pula polisi Yunani menggagalkan paket bom yang diantaranya akan dialamatkan ke Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Bom belum sempat dikirim ke Perancis.
Selain bom buku, tiga bom surat lainnya ditemukan ditujukan kepada kedutaan Belgia, Belanda dan Meksiko pada hari yang sama. Yang terakhir meledak, melukai seorang pekerja kurir perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar